Beasiswa “BIDIK MISI” adalah salah satu jalur “KESUKSESAN”
Waktu
itu, tahun 2010 bulan april. Pengumuman kelulusan siswa-siswi SMA dan SMK
sebentar lagi terdengar. Pada saat itu, perasaan siswa dan siswi sama, yakni
sama-sama memiliki perasaan “Penasaran”. Yah, hampir semua siswa-siswi saat itu
penasaran dengan hasil ujian yang akan keluar. Apakah mereka lulus atau tidak
lulus. Sebagai siswa kelas 3 SMKN 3 Kolaka yang telah mengikuti Ujian Nasional
(UN), kala itu aku juga memiliki perasaan yang kata alay saat ini “GALAU”.
Hehehe... Perasaanku kala itu sangat deg-degan meskipun pengumuman kelulusan
masih beberapa hari lagi.
Beberapa
hari telah terlewati, hingga tiba saatnya hari yang ditunggu-tunggu. Yah,
“Pengumuman Kelulusan”. Kala itu, kami diperintahkan agar datang pagi-pagi untuk
menerima setengah helai kertas bebentuk segi empat yang katanya didalamnya
bertuliskan “LULUS” atau “TIDAK LULUS”. Akupun mengindahkan perintah tersebut
dan menjadi salah satu yang tercepat datang kala itu.
Satu
persatu dari kami dipanggil kearah pak guru untuk menerima kertas. Hingga
saatnya namaku terdengar, akupun langsung menuju sumber suara. Kepegang erat
kertas tersebut, kututup rapat lipatan kertas itu. Awalnya terbesit didalam
hati untuk mengintip tulisan apa yang ada dikertas milikku, namun karena
perintah pak guru untuk tidak membukanya sampai semuanya terbagi, akupun
menurut demi mendapatkan hasil yang terbaik. Amin.
Beberapa
menit kemudian, kertas yang dibagikan telah berada pada pemiliknya
masing-masing. Menyadari akan hal itu, pak guru pun menyampaikan beberapa
kalimat motivasi untuk kami agar tetap tabah dan sabar apapun hasil yang akan
kami dapatkan. Beberapa saat setelah itu, Pak guru pun selesai berbicara dan
memerintahkan kami untuk berdoa sejenak kemudian membuka kertas yang berada
ditangan kami masing-masing.
Suasana
hening, hangat, dan diam begitu hikmat tanpa adanya suara sedikitpun. Hingga salah
satu siswi berteriak histeris kemudian menangis sekencang-kencangnya, akupun
mulai bergemetaran dan amat penasaran. Kubuka lipatan kertas sambil menutup
mata dengan rapat. Adegan ini berlangsung hingga beberapa menit. Didalam hatiku
yang paling dalam, aku ingin sekali membuka mata dan melihat hasil yang
kudapatkan, tetapi benteng ketakutan terlalu tinggi untuk kulalui. Hingga
akhirnya salah satu teman disampingku memegang pundakku dan berkata “SELAMAT
KAWAN”. Akupun langsung membuka mata dan melototi kertasku dan ternyata yang
terlihat adalah tulisan “LULUS”. Akupun langsung berteriak kencang
“Allhamdulillah… Aku lulus…”.
Setelah
beberapa hari kelulusan, kamipun mulai kebingungan untuk langkah selanjutnya.
Kebingungan terjadi ketika kami memikirkan mengenai langkah yang akan kami
lakukan selanjutnya. Beberapa dari kami ada yang memutuskan untuk bekerja,
pulang kampung membantu orang tua, melanjutkan pendidikan ketingkat perguruan
tinggi, sampai pada pemikiran untuk melakukan pernikahan yang menurutku itu
adalah pilihan terkahir.
Tak
terkecuali diriku, kebingungan juga melanda setiap saat. Sejujurnya, pilihanku
saat itu telah bulat yakni melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.
Namun yang menjadi kebingunganku kala itu adalah kemana dan dengan biaya dari
mana. Sejak Sekolah Dasar (SD), aku adalah siswa yang bersekolah dengan
beasiswa. Aku telah terbiasa untuk tidak terlalu membebani orang tua dari segi
financial. Kebingungan itu terus berlanjut, hingga pada saat itu wakil kepala
sekolah memanggilku dan memberikan informasi mengenai beasiswa, kebingunganku
pun sedikit berkurang dan mulai hilang. Yah, pada saat itu wakil kepala sekolah
menyarankan untuk mengikuti program beasiswa “BIDIK MISI” dan beliau juga akan
membantu meyiapkan berkas yang dibutuhkan dan mengawal sampai tahap demi tahap
terselesaikan. Akupun meng-iya-kan kabar gembira tersebut, dan segera mejalankan
setiap prosedurnya.
Beberapa
tahapan dan berkas yang harus dipersiapkan dilakukan secara perseorangan,
adapun berkas yang melibatkan sekolah, harus dihubungkan dengan sekolah yang
terkait. Beberapa tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
- Mendaftarkan diri ke sekolah untuk mengikuti beasiswa BIDIK MISI.
- Melengkapi berkas yang dibutuhkan.
- Mendaftarkan diri dan mengirimkan berkas ke Perguruan Tinggi tujuan.
- Mengikuti ujian yang diadakan Perguruan Tinggi.
- Menunggu hasil ujian masuk Perguruan Tinggi.
- Pertama dan terakhir, selalu berdoa semoga hasil terbaiklah yang diperoleh. (^_^).
Beberapa
berkas yang harus disiapkan untuk mengikuti beasiswa BIDIK MISI dan ujian masuk
Perguruan Tinggi:
- Foto Copy Ijazah/Surat Keterangan Lulus dari asal sekolah.
- Surat Keterngan Penghasilan Orang Tua dari kelurahan asal tempat tinggal.
- Rekomendasi dari sekolah asal untuk mengikuti beasiswa BIDIK MISI.
- Foto Copy raport dari semester 1 sampai semester 6.
- Foto Copy Sertifikat/Penghargaan selama menempuh pendidikan di SMA/SMK.
- Pas Photo Terbaru ukuran 3x4 sebanyak 6 lembar.
- Kartu Keterangan mengikuti ujian masuk Perguruan Tinggi.
Setelah berkas terpenuhi, akupun
langsung mengikuti setiap tahap yang telah dijelaskan oleh wakil kepala
sekolah. Selang kurang lebih 1 bulan menunggu, akupun mendapat pemberitahuan
untuk mengikuti ujian masuk Perguruan Tinggi. Disetiap Perguruan Tinggi,
terdapat beberapa jalur masuk dalam hal ini ujian yang diadakan pada tiap-tiap
Perguruan Tinggi. Adapun Perguran Tinggi pilihanku kala itu adalah Universitas
Hasanuddin dimana memiliki enam (6) jalur untuk masuk sebagai mahasiswa yakni
jalur POSK, jalur SBMPTN umum, jalur SBMPTN UNDANGAN, jalur JPPB, jalur
Kerjasama, dan jalur JNS. Disetiap jalur tersebut memiliki peraturan yang
berbeda-beda dan jadwal penyelenggaraan yang berbeda-beda pula. Kala itu, jalur
yang kupilih adalah jalur POSK (Potensi Olahraga, Seni, dan Keilmuan).
Setelah menunggu kurang lebih satu
bulan ujian masuk jalur POSK, allhamdulillah saya dinyatakan lulus di Program
Studi pilihan pertama saya yakni Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan
mendapatkan beasiswa BIDIK MISI.
ALLHAMDULILLAH… (^__^)