Tuesday, September 23, 2014

(Beasiswa) Bidik Misi

Beasiswa “BIDIK MISI” adalah salah satu jalur “KESUKSESAN”

Waktu itu, tahun 2010 bulan april. Pengumuman kelulusan siswa-siswi SMA dan SMK sebentar lagi terdengar. Pada saat itu, perasaan siswa dan siswi sama, yakni sama-sama memiliki perasaan “Penasaran”. Yah, hampir semua siswa-siswi saat itu penasaran dengan hasil ujian yang akan keluar. Apakah mereka lulus atau tidak lulus. Sebagai siswa kelas 3 SMKN 3 Kolaka yang telah mengikuti Ujian Nasional (UN), kala itu aku juga memiliki perasaan yang kata alay saat ini “GALAU”. Hehehe... Perasaanku kala itu sangat deg-degan meskipun pengumuman kelulusan masih beberapa hari lagi.
Beberapa hari telah terlewati, hingga tiba saatnya hari yang ditunggu-tunggu. Yah, “Pengumuman Kelulusan”. Kala itu, kami diperintahkan agar datang pagi-pagi untuk menerima setengah helai kertas bebentuk segi empat yang katanya didalamnya bertuliskan “LULUS” atau “TIDAK LULUS”. Akupun mengindahkan perintah tersebut dan menjadi salah satu yang tercepat datang kala itu.
Satu persatu dari kami dipanggil kearah pak guru untuk menerima kertas. Hingga saatnya namaku terdengar, akupun langsung menuju sumber suara. Kepegang erat kertas tersebut, kututup rapat lipatan kertas itu. Awalnya terbesit didalam hati untuk mengintip tulisan apa yang ada dikertas milikku, namun karena perintah pak guru untuk tidak membukanya sampai semuanya terbagi, akupun menurut demi mendapatkan hasil yang terbaik. Amin.
Beberapa menit kemudian, kertas yang dibagikan telah berada pada pemiliknya masing-masing. Menyadari akan hal itu, pak guru pun menyampaikan beberapa kalimat motivasi untuk kami agar tetap tabah dan sabar apapun hasil yang akan kami dapatkan. Beberapa saat setelah itu, Pak guru pun selesai berbicara dan memerintahkan kami untuk berdoa sejenak kemudian membuka kertas yang berada ditangan kami masing-masing.
Suasana hening, hangat, dan diam begitu hikmat tanpa adanya suara sedikitpun. Hingga salah satu siswi berteriak histeris kemudian menangis sekencang-kencangnya, akupun mulai bergemetaran dan amat penasaran. Kubuka lipatan kertas sambil menutup mata dengan rapat. Adegan ini berlangsung hingga beberapa menit. Didalam hatiku yang paling dalam, aku ingin sekali membuka mata dan melihat hasil yang kudapatkan, tetapi benteng ketakutan terlalu tinggi untuk kulalui. Hingga akhirnya salah satu teman disampingku memegang pundakku dan berkata “SELAMAT KAWAN”. Akupun langsung membuka mata dan melototi kertasku dan ternyata yang terlihat adalah tulisan “LULUS”. Akupun langsung berteriak kencang “Allhamdulillah… Aku lulus…”.
Setelah beberapa hari kelulusan, kamipun mulai kebingungan untuk langkah selanjutnya. Kebingungan terjadi ketika kami memikirkan mengenai langkah yang akan kami lakukan selanjutnya. Beberapa dari kami ada yang memutuskan untuk bekerja, pulang kampung membantu orang tua, melanjutkan pendidikan ketingkat perguruan tinggi, sampai pada pemikiran untuk melakukan pernikahan yang menurutku itu adalah pilihan terkahir.
Tak terkecuali diriku, kebingungan juga melanda setiap saat. Sejujurnya, pilihanku saat itu telah bulat yakni melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Namun yang menjadi kebingunganku kala itu adalah kemana dan dengan biaya dari mana. Sejak Sekolah Dasar (SD), aku adalah siswa yang bersekolah dengan beasiswa. Aku telah terbiasa untuk tidak terlalu membebani orang tua dari segi financial. Kebingungan itu terus berlanjut, hingga pada saat itu wakil kepala sekolah memanggilku dan memberikan informasi mengenai beasiswa, kebingunganku pun sedikit berkurang dan mulai hilang. Yah, pada saat itu wakil kepala sekolah menyarankan untuk mengikuti program beasiswa “BIDIK MISI” dan beliau juga akan membantu meyiapkan berkas yang dibutuhkan dan mengawal sampai tahap demi tahap terselesaikan. Akupun meng-iya-kan kabar gembira tersebut, dan segera mejalankan setiap prosedurnya.
Beberapa tahapan dan berkas yang harus dipersiapkan dilakukan secara perseorangan, adapun berkas yang melibatkan sekolah, harus dihubungkan dengan sekolah yang terkait. Beberapa tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Mendaftarkan diri ke sekolah untuk mengikuti beasiswa BIDIK MISI.
  2. Melengkapi berkas yang dibutuhkan.
  3. Mendaftarkan diri dan mengirimkan berkas ke Perguruan Tinggi tujuan.
  4. Mengikuti ujian yang diadakan Perguruan Tinggi.
  5. Menunggu hasil ujian masuk Perguruan Tinggi.
  6. Pertama dan terakhir, selalu berdoa semoga hasil terbaiklah yang diperoleh. (^_^).

Beberapa berkas yang harus disiapkan untuk mengikuti beasiswa BIDIK MISI dan ujian masuk Perguruan Tinggi:
  1. Foto Copy Ijazah/Surat Keterangan Lulus dari asal sekolah.
  2. Surat Keterngan Penghasilan Orang Tua dari kelurahan asal tempat tinggal.
  3. Rekomendasi dari sekolah asal untuk mengikuti beasiswa BIDIK MISI.
  4. Foto Copy raport dari semester 1 sampai semester 6.
  5. Foto Copy Sertifikat/Penghargaan selama menempuh pendidikan di SMA/SMK.
  6. Pas Photo Terbaru ukuran 3x4 sebanyak 6 lembar.
  7. Kartu Keterangan mengikuti ujian masuk Perguruan Tinggi.

Setelah berkas terpenuhi, akupun langsung mengikuti setiap tahap yang telah dijelaskan oleh wakil kepala sekolah. Selang kurang lebih 1 bulan menunggu, akupun mendapat pemberitahuan untuk mengikuti ujian masuk Perguruan Tinggi. Disetiap Perguruan Tinggi, terdapat beberapa jalur masuk dalam hal ini ujian yang diadakan pada tiap-tiap Perguruan Tinggi. Adapun Perguran Tinggi pilihanku kala itu adalah Universitas Hasanuddin dimana memiliki enam (6) jalur untuk masuk sebagai mahasiswa yakni jalur POSK, jalur SBMPTN umum, jalur SBMPTN UNDANGAN, jalur JPPB, jalur Kerjasama, dan jalur JNS. Disetiap jalur tersebut memiliki peraturan yang berbeda-beda dan jadwal penyelenggaraan yang berbeda-beda pula. Kala itu, jalur yang kupilih adalah jalur POSK (Potensi Olahraga, Seni, dan Keilmuan).
Setelah menunggu kurang lebih satu bulan ujian masuk jalur POSK, allhamdulillah saya dinyatakan lulus di Program Studi pilihan pertama saya yakni Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan mendapatkan beasiswa BIDIK MISI.
ALLHAMDULILLAH… (^__^)

(Beasiswa) LPDP



      LPDP adalah kepanjangan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan. Beasiswa ini adalah beasiswa yang berasal dari pemerintah Indonesia yakni Kementerian Keuangan. Keberadaan beasiswa ini sangat populer dikalangan pencari beasiswa. Jumlah beasiswa yang diberikan terbilang cukup besar. Terdapat beberapa kelebihan beasiswa ini namun yang paling membedakan beasiswa ini dengan beasiswa lainnya adalah persyaratan LoA jika ingin melanjutkan study ke luar negri. Pada beasiswa ini, pelamar tidak disyaratkan untuk harus mendapatkan LoA terlebih dahulu, namun bisa menyusul setelah mendapatkan beasiswa ini. Adapun detail beasiswa yang ini adalah sebagai berikut (Sumber: LPDP):

1. Persyaratan Pendaftar
Persyaratan bagi pelamar BPI untuk program magister atau program doktor dijabarkan dalam persyaratan umum dan persyaratan khusus berikut.
1. Persyaratan Umum
       Pelamar beasiswa untuk studi lanjut pada program magister dan program doktor adalah mereka yang memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Warga Negara Indonesia,

b. telah menyelesaikan studi program sarjana atau program magister dari
1) perguruan tinggi di dalam negeri yang telah terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional          Perguruan Tinggi (BAN-PT), atau
2) perguruan tinggi kedinasan dalam negeri, atau
3) perguruan tinggi di luar negeri yang telah terdaftar pada Direktorat Jenderal Pendidikan             Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,

c. mempunyai jiwa kepemimpinan, integritas, idealisme dan nasionalisme,

d. aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan,

e. bersedia menandatangani surat pernyataan yang menyatakan bahwa pelamar
1) tidak sedang menerima/akan menerima beasiswa dari sumber lain,
2) tidak pernah/akan terlibat dalam aktivitas/tindakan yang melanggar hukum,
3) tidak pernah/akan terlibat dalam aktivitas/tindakan yang melanggar kode etik Akademik,
4) selalu mengabdi untuk kepentingan bangsa Indonesia,
5) selalu setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia,
6) sanggup memenuhi ketentuan beasiswa yang ditetapkan LPDP,

f. telah mendapatkan izin dari atasan bagi yang sedang bekerja,

g. telah mendapatkan rekomendasi dari tokoh masyarakat bagi yang belum/tidak sedang             bekerja, atau rekomendasi dari atasan bagi yang sedang bekerja,

h. memiliki dan memilih bidang keilmuan yang sesuai dengan bidang keilmuan yang menjadi         sasaran LPDP,

i. memilih program studi dan perguruan tinggi yang sesuai dengan ketentuan LPDP,

j. menulis esai dengan tema “Peranku Bagi Indonesia” dan “Sukses Terbesar Dalam Hidupku”.

2. Persyaratan Khusus
Pelamar beasiswa untuk studi lanjut program magister dan program doktor adalah mereka yang memenuhi ketentuan berikut ini.
1. Untuk pelamar beasiswa program magister
a. usia maksimum pada saat pelaksanaan seleksi adalah 35 (tiga puluh lima) tahun, 

b. telah menyelesaikan studi pada program sarjana/sarjana terapan,

c. memiliki indeks prestasi kumulatif (IPK) minimum 3,00 pada skala 4, atau IPK ekuivalen             untuk skala lainnya,

d. sanggup menyelesaikan studi program magister sesuai masa studi yang berlaku, paling           lama 2 (dua) tahun,

e. memiliki dokumen resmi bukti penguasaan bahasa Inggris yang diterbikan oleh ETS                   (www.ets.org) atau IELTS (www.ielts.org) yang masih berlaku atau bahasa asing 
    lainnya yang ditentukan LPDP:
1) Untuk studi program magister di dalam negeri, skor minimal: TOEFL ITP® 500/iBT®                  61/IELTS™ 6,0/TOEIC® 600;
2) Untuk studi program magister di luar negeri, skor minimal: TOEFL ITP® 550/iBT® 79/                IELTS™ 6,5/TOEIC® 750;
3) Butir a) dan b) dikecualikan bagi mereka yang menyelesaikan pendidikan tinggi dari                  negara: Amerika Serikat, Inggris, Irlandia, Australia, Selandia Baru atau Kanada. Duplikat          ijasah digunakan sebagai pengganti persyaratan TOEFL, dengan masa berlaku 2 (dua)            tahun sejak ijasah diterbitkan;
4) Untuk studi program magister di luar negeri pada perguruan tinggi yang bahasa pengantar        akademiknya non Inggris, dapat menyesuaikan dengan persyaratan kemampuan bahasa          yang berlaku (daftar persyaratan minimal kompetensi bahasa asing selain Bahasa Inggris          terlampir);

f. memiliki Surat Tanda Diterima (Letter of Acceptance) di perguruan tinggi tujuan dengan            status tanpa persyaratan (unconditional) (jika ada), 

g. memiliki dokumen resmi TPA/GRE/GMAT/LSAT (jika ada),

h. menulis rencana studi sesuai program studi magister pada perguruan tinggi tujuan.

2. Untuk pelamar beasiswa program doktor
a. usia maksimum pelamar pada saat penutupan pendaftaran adalah 40 (empat puluh) tahun; 

b. telah menyelesaikan studi pada program magister/magister terapan;

c. Memiliki indeks prestasi kumulatif (IPK) minimum 3,25 pada skala 4, atau IPK ekuivalen             untuk skala lainnya;

d. sanggup menyelesaikan studi doktor sesuai masa studi yang berlaku, paling lama 4 (empat) tahun;

e. memiliki dokumen resmi (ets.org atau ielts.org) yang masih berlaku sebagai bukti penguasaan bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya yang ditentukan LPDP:
1) Untuk studi program doktor di dalam negeri, skor minimal: TOEFL ITP® 500/iBT®                      61/IELTS™ 6,0/TOEIC® 600;
2) Untuk studi program doktor di luar negeri, skor minimal: TOEFL ITP® 550/iBT® 79/ IELTS™      6,5/TOEIC® 750;
3) Butir a) dan b) dikecualikan bagi mereka yang menyelesaikan pendidikan tinggi dari                  negara: Amerika Serikat, Inggris, Irlandia, Australia, Selandia Baru atau Kanada. Duplikat          ijasah digunakan sebagai pengganti persyaratan TOEFL, dengan masa berlaku 2 (dua)            tahun sejak ijasah diterbitkan;
4) Untuk studi program magister di luar negeri pada perguruan tinggi yang bahasa pengantar        akademiknya non Inggris, dapat menyesuaikan dengan persyaratan kemampuan bahasa          yang berlaku (daftar persyaratan minimal kompetensi bahasa asing selain Bahasa Inggris          terlampir);

f. memiliki Surat Tanda Diterima (Letter of Acceptance) di perguruan tinggi tujuan dengan            status tanpa persyaratan (unconditional) (jika ada),
g. memiliki dokumen resmi TPA/GRE/GMAT/LSAT (jika ada),
h. menulis ringkasan proposal penelitian sesuai program studi doktor pada perguruan tinggi         tujuan.

2. Komponen Pembiayaan
Untuk mendukung kelancaran dan keberhasilan studi lanjut pada program magister atau program doktor di perguruan tinggi tujuan, kepada penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia tersebut diberikan bantuan dana pendidikan yang meliputi beberapa komponen berikut.

1. Biaya Pendidikan:
a. Pendaftaran (at cost);
b. SPP, termasuk matrikulasi nonbahasa (at cost);
c. Non-SPP, yang dapat digunakan untuk tunjangan buku, tesis/disertasi, seminar, publikasi, wisuda (paket, per tahun, akumulatif).

2. Biaya Pendukung:
a. Transportasi keberangkatan dan kepulangan studi dari asal domisili ke perguruan tinggi tujuan (satu kali, at cost),
b. Asuransi kesehatan (paket),
c. Visa (at cost),
d. Hidup bulanan/living allowance (paket),
e. Tunjangan keluarga (paket),
f. Kedatangan/settlement allowance (paket),
g. Insentif peringkat perguruan tinggi unggulan yang memenuhi ketentuan LPDP,
h. Keadaan darurat/force majeure yang disetujui oleh LPDP.

3. Waktu Pendaftaran
Pendaftaran BPI untuk Program Magister dan Doktor dibuka sepanjang tahun, dengan proses seleksi yang dilakukan sebanyak 4 (empat) kali yaitu pada bulan Maret, Juni, September, dan Desember.

Sumber:
LPDP