Saturday, March 16, 2013

(Edukasi) Hasil-hasil Perikanan

BAB I
PENDAHULUAN


I.1 Latar Belakang
Banyaknya jenis ikan dengan segala sifatnya yang hidup di perairan yang lingkungannya berbeda-beda, menimbulkan cara penangkapan termasuk penggunaan alat penangkap yang berbeda-beda pula. Adalah juga sifat dari ikan pelagis selalau berpindah-pindah tempat, baik terbatas hanya pada suatu daerah maupun berupa jarak jauh seperti ikan tuna dan cakalang yang melintasi perairan beberapa negara tetangga Indonesia. Hal inilah yang biasa menyebabkan terjadinya banyaknya ikan yang berbeda-beda pada tiap daerah pesisir di Indonesia.
Setiap usaha penangkapan ikan di laut pada dasarnya adalah bagaimana mendapatkan daerah penangkapan, gerombolan ikan, dan keadaan potensinya untuk kemudian dilakukan operasi penangkapannya. Beberapa cara untuk mendapatkan kawasan ikan sebelum penangkapan dilakukan menggunakan alat bantu penangkap yang biasa disebut rumpon dan sinar lampu. Kedudukan rumpon dan sinar lampu untuk usaha penangkapan ikan di perairan Indonesia sangat penting ditinjau dari segala aspek baik ekologi, biologi, maupun ekonomi. Rumpon digunakan pada siang hari sedangkan lampu digunakan pada malam hari untuk mengumpulkan ikan pada titik/tempat laut tertentu sebelum operasi penangkapan dilakukan dengan alat penangkap ikan seperti jaring, huhate dsb.
Dilihat dari segi kemampuan usaha nelayan, jangkauan daerah laut serta jenis alat penangkapan yang digunakan oleh para nelayan Indonesia dapat dibedakan antara usaha nelayan kecil, menengah, dan besar. Dalam melakukan usaha penangkap ikan dari tiga kelompok nelayan tersebut digunakan sekitar 15 s/d 25 jenis alat penangkap yang dapat dibagi dalam empat kelompok yaitu pukat, jaring, jaring angkat dan pancing.
Salah satu kelompok penggunaan alat tangkap di Kelurahan Mate’ne Kabupaten Barru adalah jaring angkat yaitu jaring yang diturunkan di laut dan diangkat secara vertikal ke atas pada saat gerombolan ikan ada di atas jaring tersebut. Jaring angkat ditempatkan di beberapa jenis bagan di laut atau dioperasikan dari perahu kecil maapun langsung oleh para nekayan dekat pantai. Berdasarkan bentuk dan cara pengoperasian ada beberapa macam jaring angkat maupun jaring dorong, misalnya bagan tancap (stationary), bagan rakit, bagan perahu, kelong Betawi, serok, jaring rajungan dan kepiting, Bondong dan banrong. Pecak dan Anco, jaring dorong, sodo biasa, sodo perahu, sodo sangir, siru, siu, songko dan seser.

I.2 Tujuan
            Adapun tujuan dilakukannya Praktik Lapang Barru ini adalah sebagai berikut:
1.    Setelah melakukan Praktek Lapang Barru ini, mahasiswa diharapkan mampu mengidentifikasi hasil tangkapan alat tangkap bagan perahu.
2.    Setelah melakukan Praktek Lapang Barru ini, mahasiswa diharapkan mampu mengklasifikasikan hasil tangkapan alat tangkap bagan perahu.
3.    Setelah melakukan Praktek Lapang Barru ini, mahasiswa diharapkan mampu membedakan ikan  hasil tangkapan alat tangkap bagan perahu.


BAB II
METODE PRAKTIK

II.1 Waktu dan Tempat
Waktu kunjungan dilaksanakan yaitu pada hari jumat sampai minggu yakni dimulai dari tanggal 30 – 02 Oktober 2011 bertempat di Desa Mate’ne, Kelurahan Bottoe, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, Kapal Bagan milik Juragan Aswar. Dimana waktu pengambilan data yakni meninggalkan fishing base pukul 17.00 WITA dan kembali ke fishing base pukul 06.30 WITA.
II.2 Metode Pengambilan Data
            Adapun metode pengambilan data yang dilakukan dalam Praktik Lapang Barru ini adalah sebagai berikut:
II.2.1 Wawancara
            Pengambilan data melalui wawancara adalah proses pengumpulan data yang dilakukan mahasiswa dengan cara menanyakan langsung kepada pelaku penangkapan ikan yaitu kapten kapal penangkap ikan dengan alat tangkap bagan perahu dan juga kepada ABK yang berada diatas kapal. Hal ini dilakukan setiap mahasiswa yang bertujuan untuk mlengkapi data-data yang diperlukan dalam rangka pembuatan laporan lengkap setelah selesai melakukan praktik ini.
II.2.2 Survei Langsung
Pengambilan data melalui survei langsung adalah proses pengumpulan data yang dilakukan mahasiswa dengan cara terjun langsung di lokasi kegiatan penangkapan ikan, yaitu dengan melihat langsung proses penangkapan ikan tersesbut dan memperhatikan langsung apa yang dilakukan pada saat pengoprasian alat tangkap, baik pada saat penangkapan maupun pada saat penanganan hasil. Hal ini dilakukan setiap mahasiswa yang bertujuan untuk mlengkapi data-data yang diperlukan dalam rangka pembuatan laporan lengkap setelah selesai melakukan praktik ini.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

III.1 Hasil
III.1.1 Ikan Selar (Caranx melamphygus)
III.1.1.1 Gambar

Gambar 1. Ikan Selar (Caranx melamphygus)
III.1.1.2 Klasifikasi
Kingdom                      : Animalia
Phylum                        : Chordata
Class                           : Pisces
Ordo                            : Percomorphi
Family                         : Scombridae
Genus                         : Caranx
Species                       : Caranx melamphygus
III.1.1.3 Ciri-ciri
Badan memanjang dan memipih sedang, jaringan adipose pada mata berkembang dengan baik, lekukan dalam pada tepi dari girdle bahu, dan papilla besar persis di atasnya, warna punggung hijau kebiruan, putih keperakan pada bagian bawah badan. Tubuh ikan-ikan dari keluarga ini bentuknya ada yang sedikit gepeng, ada yang lonjong, dan ada juga yang tinggi. Pangkal ekor kecil, bentuknya bulat panjang. Biasanya mempunyai sisik-sisik kecil-tipis dari jenis sikloid, atau ada juga yang tidak bersisik. Bentuk badannya bervariasi tetapi kebanyakan memiliki barisan sisik berduri sepanjang batang ekor. Banyak juga mempunyai gigir tajam pada dahi dan memiliki dua sirip punggung(yang pertama terbentuk oleh bebrapa duri pendek dan terpisah) (Wikipedia, 2008).

III.1.1.4 Habitat
Perairan pantai seluruh Indonesia sampai kedalaman 80 cm, Teluk Benggala, Teluk Siam, sepanjang Laut Cina Selatan, Philipina, perairan tropis Australia (Anonim, 2008).
III.1.1.5 Musim
Ikan selar musim penangkapannya yaitu pada bulan desember dimana musim tersebut terjadi pada saat angin musim barat (Nontji, 1993).
III.1.2 Ikan Selar Kuning (Selaroides leptolepis)

III.1.2.1 Gambar
Gambar 2. Ikan Selar Kuning (Selaroides leptolepis)
III.1.2.2 Klasifikasi
Kingdom          : Animalia
Phylum            : Chordata
Class               : Pisces
Ordo                : Percomorphi
Family             : carangidae
Genus             : Selaroides
Species           : Selaroides leptolepis
III.1.2.3 Ciri-ciri
Badan memanjang dan memipih sedang, jaringan adipose pada mata berkembang dengan baik, lekukan dalam pada tepi dari girdle bahu, dan papilla besar persis di atasnya, warna punggung hijau kebiruan, putih keperakan pada bagian bawah badan. Tubuh ikan-ikan dari keluarga ini bentuknya ada yang sedikit gepeng, ada yang lonjong, dan ada juga yang tinggi. Pangkal ekor kecil, bentuknya bulat panjang. Biasanya mempunyai sisik-sisik kecil-tipis dari jenis sikloid, atau ada juga yang tidak bersisik. Bentuk badannya bervariasi tetapi kebanyakan memiliki barisan sisik berduri sepanjang batang ekor. Banyak juga mempunyai gigir tajam pada dahi dan memiliki dua sirip punggung(yang pertama terbentuk oleh bebrapa duri pendek dan terpisah) (Saanin, 1968).
III.1.2.4 Habitat
Ikan Selar kuning hidup diperairan karang, terumbu karang, membentuk gerombolan kecil. Perairan pantai seluruh Indonesia sampai kedalaman 80 cm, Teluk Benggala, Teluk Siam, sepanjang Laut Cina Selatan, Philipina, perairan tropis Australia (Wikipedia, 2008).
III.1.2.5 Musim
Adapun musim penangkapan pada Ikan selar (Selaroides leptolepis) adalah musim penangkapannya terjadi pada bulan-bulan musim timur daengan daerah distribusi ikan Selar meliputi Sumatera (Teluk Betung, Tarusan dan Sibolga), Palu, Nias, Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Sulawesi (Makasar, Bulukumba dan Manado), Laut Banda, Gisser, Kei Island-Red Sea, Zanzibar, Natal Coust, Madagaskar, Bourhan, South Arabia, India, Solomon Island, San Wich Island (Anonim, 2008).
III.1.3 Sotong (Sepia officinalis)
III.1.3.1 Gambar

Gambar 3. Sotong (Sepia officinalis)
III.1.3.2 Klasifikasi
Kingdom          : Animalia
Phylum            : Mollusca
Class               : Chepalopoda
Ordo                : Sepiida
Family             : Sepiadariidae
Genus             : Sepia
Species           : Sepia officinalis
III.1.3.3 Ciri-ciri
Sotong merupakan binatang yang hidup di perairan, khususnya sungai maupun laut atau danau. Memiliki banyak kesamaan dengan cumi-cumi namun yang membedakannya adalah sotong bertubuh pipih, sementara cumi-cumi lebih berbentuk silinder. Selain itu, cangkang dalam sotong tersusun dari kapur yang keras, sedangkan pada cumi-cumi lunak (Wikipedia, 2008).
III.1.3.4 Habitat
Sotong adalah binatang yang hidup di perairan, khususnya sungai maupun laut atau danau. Hewan ini dapat ditemukan di hampir semua perairan yang berukuran besar baik air tawar, air payau, maupun air asin pada kedalaman bervariasi, dari dekat permukaan hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan. Hewan ini pula meritik yang senang hidup bergerombol dan terkosentrasi pada perairan pantai yang mempunyai ekosistem lamun dan karang (Wikipedia, 2011).
III.1.3.5 Musim
Musim yang dianggap paling sesuai untuk mencandat sotong adalah sekitar akhir bulan Maret hingga Juli kerana ketika itu angin kencang musim timur taut di Laut China Selatan mulai reda, maka musim sotong mengawan dan bertelur. Menurut pengetahuan, musim sotong disana bermula dari bulan Juli hingga Februari mengikut musim angin timur yang sejuk yang bertiup dari Lautan Hindi (anonim, 2008).

III.1.4 Ikan Peperek Topang (Leiognathus eculus)
III.1.4.1 Gambar
Gambar 4. Ikan Peperek Topang (Leiognathus eculus)
III.1.4.2 Klasifikasi
Kingdom                      : Animalia
Phylum                        : Chordata
Class                           : Actionopterygii
Ordo                            : Percomorphes
Family                         : Leiognathidae
Genus                         : Leiognathus
Species                       : Leiognathus eculus
III.1.4.3 Ciri-ciri
Adapun cirri-ciri dari iakn bete-bete yaitu memiliki bentuk badan yang lebar dan tipis , ikan bete-bete ditutupi oleh sisik yang berukuran kecil dan  mudah lepas , panjang umumnya 15-25 cm tapi maksimal dapat mencapai 35 cm (Anonim, 2010).
III.1.4.4 Habitat
Hidup di perairan dangkal hingga kedalaman 40 m dekat permukaan hingga dasar. Ikan muda membentuk gerombolan. Makanan pokok : Polychaetes, Crustacea kecil dan ikan – ikan kecil. Ciri khas : warna coklat gelap pada ujung dorsal fin keras kedua. Tertangkap pada kedalaman 6 – 21 m sebanyak 9 kali (Wikipedia, 2010)
III.1.4.5 Musim
            Musim penangkapn untuk ikan bête-betet (Leiognathus equulus) dan biasa di sebut juga ikan pepetk adalah pada musim Daya laut dimanan Merupakan musim yang baik untuk memancing atau bagi nelayan baik untuk melaut. Karena pada musim daya laut yang terjadi sekitar Oktober-November, kondisi alam cukup bersahabat.(Anonim, 2010).

III.1.5 Ikan Kembung Lelaki (Rastrelliger kanagurta)
III.1.5.1 Gambar
Gambar 5. Ikan Kembung Lelaki (Rastrelliger kanagurta)
III.1.5.2 Klasifikasi
Kingdom        : Animalia
Phylum           : Chordata
Class               : Pisces
Ordo                : Percomorphi
Family             : Scombridae
Genus             : Rastrelliger
Species           : Rastrelliger kanagurta
III.1.5.3 Ciri-ciri
Ikan kembung merupakan ikan pelagis yang memakan plankton halus. Badan tidak begitu langsing, tetapi pendek dan gepeng. Tubuh bagian atas berwarna kehijauan dan putih perak pada bagian bawah, terdapat totol-totol hitam pada bagian punggung, sirip punggung pertama kuning keabuan dengan pinggiran gelap. Perut dan sirip dada berwarna kuning maya gelap dan sirip lainnya berwarna kekuningan. Ikan kembung ini memiliki finlet berjumlah 5-7, ukuran tubuhnya mencapai 15-30 cm (Anonim, 2008).
III.1.5.4 Habitat
Ikan kembung biasanya hidup lebih mendekati pantai dan membentuk gerombolan besar. Daerah penyebarannya di perairan pantai Indonesia dengan konsentrasi terbesar di Kalimantan, Sumatera Barat, Laut Jawa dan Selat Malaka (Anonymous, 1975).
III.1.5.5 Musim
Puncak musim penangkapan ikan banyara ada dibulan Februari-April dimana komposisinya mencapai 18% dari total tangkapan. Hilangnya ikan kembung yang merupakan spesies coastal dari catatan tahun 2007 menunjukkan sudah tidak ada lagi kapal pukat cincin mini asal Jawa Timur yang mendaratkan hasil tangkapannya di Rembang. Dan juga pada bulan September (anonim, 2010).

III.1.6 Ikan Biji Nangka (Upeneus mullocensin)
III.1.6.1 Gambar
Gambar 6. Ikan Biji Nangka (Upeneus mullocensin)
III.1.6.2 Klasifikasi
Kingdom                     : Animalia
Phylum                       : Chordata
Class                           : Osteichtyes
Ordo                            : MalacoptergiI
Family                          : Mugilidae
Genus                          : Upeneus
Spesies                       : Upeneus mullocensin
III.1.6.3 Ciri-ciri
Ikan ini sering disebut belanak merah. Ikan Biji nagka bertubuh panjang dan bersisik besar, bermulut kecil. Matanya terletak di sisi atas kepala. Dibawah dagunya terdapat dua sungut peraba panjang untuk mencari makanan didasar laut. Sungut ini dapat dimasukkan kedalam alur tenggorakannya bila tidak digunakan. biji nangka biasanya berwarna merah dan kuning, ada yang dapat berubah warna (Shaw, 1990)
III.1.6.4 Habitat
Adapun habitat ikan ini adalah Ikan yang hidup dilaut hangat. Ikan Biji Nangka (Upeneus mullocensin) merupakan ikan yang tergolong sebagai ikan yang berasal dari perairan laut (Shaw, 1990)
III.1.6.5 Musim
Pada umumnya musim penangkapan untuk ikan biji nangka dilakukan sepanjang tahun, sedangkan daerah penangkapan untuk non fish meliputi daerah Kepulauan Sula dan Taliabu ( Weber and Beaufort, 1921).

III.1.7 Ikan Alu alu (Spyraena jello)
III.1.7.1 Gambar
Gambar 7. Ikan Alu alu (Spyraena jello)
III.1.7.2 Klasifikasi
Kingdom                     : Animalia
Phylum                       : Chordata
Class                           : Pisces
Ordo                            : Perciformes
Family                         : Sphyraenidae
Genus                         : Sphyraena
Spesies                       : Spyraena jello
III.1.7.3 Ciri-ciri
Bentuk badan memanjang, ramping, pipih ramping. Warna umumnya keperak-perakan dengan punggung yang agak, terdapat 18-23 ban-ban yang membentuk sudut melintang badan melalui garis rusuk. kedua sirip punggungnya, gelap keabu-abuan. Biru kehitaman sirip dubur ujungnya agak gelap. Tubuhnya diliputi sisik yang kecil. Sirip punggung dua, terpisah jauh. Sirip punggung kedua tepat di atas sirip anal. Sirip ekor berbentuk cagak. Sirip dada agak ke bawah. Bentuk dan posisi mulut besar meruncing, rahang merupakan senjata dengan taring menyerupai gigi, rahang bawah lebih panjang dari rahang atas, sirip punggung pertama berjari-jari keras 5, sirip punggung kedua, berjari-jari mengeras 2 dan 8-9 jari-jari yang bercabang (Saanin, 1984). Termasuk ikan buas, predator. Hidup mulai dari perairan pantai, daerah lepas pantai (Jenis-jenis yang besar). Hidup menyendiri, bergerombol. Ikan Alu-alu tersebar hampir di seluruh perairan di kawasan iklim sedang dan iklim tropis. Di Indonesia hampir terdapat di seluruh perairan baik bagian barat, tengah maupun bagian timur Indonesia. Kemudian di Teluk Siam, Laut Cina Selatan, Teluk Benggala dan di sepanjang pantai Australia (Nontji, 1987).
III.1.7.4 Habitat
Ikan ini dapat ditemukan di samudra tropis dan subtropis di seluruh dunia. Indonesia termasuk salah satu tempat hidup dari ikan ini (Wikipedia, 2008).
III.1.7.5 Musim
Adapun musim penangkapan penangkapan ikan dolo-dolo yaitu terjadi musim timur karena pada musim tersebut merupakan puncak ikan pelagis kecil. Dan juga pada saat tiupan angin tidak begitu kencang dengan ombak yang tenang (anonym, 2008).

III.1.8 Ikan Pisang pisang (Caesio chrysozon)
III.1.8.1 Gambar
Gambar 8. Ikan Pisang pisang (Caesio chrysozon)
III.1.8.2 Klasifikasi
Kingdom                     : Animilia
Phylum                       : Chordata
Class                          : Pisces
Ordo                           : Percomorphy
Family                          : Scombroidae
Genus                         : Caesio
Spesies                       : Caesio chrysozon
III.1.8.3 Ciri-ciri
Badan memanjang, langsing , gepeng, sisik kecil, etenoid. Dahi dan penutup insang bersisik, mulut kecil, dapat disembulkan. Sirip punggung berjari-jari keras 10, dan 1415 lemah. Sirip dubur berjari- jari keras 3, dan 11-12 lemah. Tapisan insang 10-15, sisik-sisik pada garis rusuk 67-77, sisik diatas dan dibawah gurat sisik tersusun horizontal. Pangkal sirip punggung dang dubur hamper setengah tertutup sisik. Termasuk ikan buas dan invertebrata. Dapat mencapai panjang 20 cm umumnya 15 cm. warna pada bagin atas ungu-kuat sedikit kebiruan, ungu-keputihan bagian bawah. Satu garis berwarna kuning memanjang dibagian badan melalui garis rusuk. Sirip-siripnya ungu kekuning-kuningan atau kadang kemerah-merahan. Ujung kedua siripnya lebar dan ekor hitam. Perairan dangkal, karang, seluruh Indonesia. Merupakan ikan pelangis, karang, penagkapannya dengan muroami, simamalunggis, jaring kletok, kadang–kadang masuk bubu. Dipasarkan dalam bentuk segar, asin, kering. Termasuk ikan berharga sedang (Martono, 1992).
III.1.8.4 Habitat
Adapun habitat ikan ini hidup bergerombol di daerah pantai berkarang, sedangkan penyebarannya perairan dangkal dan karang di seluruh indonesia, Teluk Benggala, Teluk Siam, sepanjang pantai laut Cina Selatan, bagian selat Ryukyu (Jepang) serta perairan tropis Australia (Anonim, 2008)
III.1.8.5 Musim
Ikan pisang pisang musim penangkapannya terjadi pada saat terjadi perubahan dari musim timur ke musim barat atau sebaliknya yaitu dari musim barat ke timur (Anonim, 2011).

III.1.9 Ikan Kerapu (Epinephelus fuscoguttatus)
III.1.9.1 Gambar
Gambar 9. Ikan Kerapu (Epinephelus fuscoguttatus)
III.1.9.2 Klasifikasi
Kingdom                     : Animalia
Phylum                       : Chordata
Class                           : Osteichtyes
Ordo                           : Percomorphi 
Family                         : Serranidae
Genus                         : Epinephelus
Spesies                       : Epinephelus fuscoguttatus
III.1.9.3 Ciri-ciri
Adapun ciri-ciri dari kan ini adalah badan lebih tinggi, berbintik coklat lebih rapat, sehingga berwarna lebih gelap, sirip dada berwarna kemerahan dan pinggir sirip coklat kemerahan (Wikipedia, 2008).
III.1.9.4 Habitat
Adapun habitat dari ikan ini adalah hidup di dasar perairan berbatu dengan kedalaman 60 meter dan daerah dangkal yang mengandung koral. Hidup di daerah dengan kedalaman 0.5-3 meter pada area padang lamun namun menginjak dewasa akan berpindah ke tempat yang lebih dalam lagi, dan perpindahan ikan berlansung pada pagi hari atau menjalan senja (1993, cit. Anonim 2011).
III.1.9.5 Musim
Adapun musim penangkapan pada Ikan kerapu terdapat di perairan Kepulauan Seribu sepanjang tahun. tidak mengenal musim apapun, bagi nelayan  jenis ikan kerapu ini banyak dijumpai meski volumenya tidak sebesar dahulu. Musim penangkapan adalah bulan Agustus – Maret, dimana puncak musim terjadi pada bulan April – Juli (Bolon dan Mulyadi, 1989).

III.2 Pembahasan
Penangkapan ikan adalah salah satu mata pencarian masyarakat pesisir pantai desa Mate’ne Kabupaten Barru. Penangkapan ikan dilakukan dengan berbagai cara dan berbagai alat tangkap yang digunakan. Terdapat beberapa alat tangkap yang digunakan, namun alat tangkap yang dominan pada daerah ini adalah bagan perahu. Alat tangkap bagan perahu adalah salah satu alat tangkap yang tergolong ramah lingkungan karena pada dasarnya alat tangkap ini ditur7unkan ke laut dan diangkat kembali ke permukaan untuk diambil hasilnya tanpa mengena dasar laut yang berada dibawah kapal. Tidak hanya itu, alat tangkap bagan perahu ini juga termasuk alat tangkap yang relatif murah. Pada praktiknya, banyak hasil tangkapan yang di dapatkan seperti Ikan Selar (Caranx melamphygus) Ikan Selar Kuning (Selaroides leptolepis) Sotong (Sepia officinalis) Ikan Peperek Topang (Leiognathus eculus) Ikan Kembung Lelaki (Rastrelliger kanagurta) Ikan Biji Nangka (Upeneus mullocensin) Ikan Alu alu (Spyraena jello) Ikan Pisang pisang (Caesio chrysozon) Ikan Kerapu (Epinephelus fuscoguttatus). Beberapa hasil tangkapan yang diatas adalah contoh ikan yang tergolong ke dalam ikan pelagis kecil dan juga ikan demersal. Hal ini menjelaskan bahwa, hasil tangkapan alat tangkap bagan perahu tidak hanya pada jenis ikan pelagis kecil, melainkan juga jenis ikan demersal.  

BAB IV
PENUTUP


IV.1 Kesimpulan
Setelah Praktik Lapang Barru dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa:
  1. Dari hasil praktik yang dilakukan, ternyata hasil yang diperoleh dari alat tangkap bagan perahu adalah mayoritas jenis ikan yang tergolong ke dalam ikan pelagis kecil seperti ikan selar, ikan selar kuning, ikan alu alu, dll.
  2. Dari hasil praktik yang dilakukan, didapatkan beberapa ikan yang tidak dikenali atau belum ada penamaannya pada nelayan setempat dan hal inilah yang menyulitkan mahasiswa dalam pengklasifikasian ikan yang diperoleh dari alat tangkap bagan perahu.

IV.2 Saran
            Setelah Praktik Lapang Barru dilaksanakan, dapat disarankan bahwa:
  1. Untuk lebih memberikan pemahaman yang mendalam kepada mahasiswa yang melakukan Praktik Lapang Barru ini, sebaiknya waktu kosong yang terlalu panjang digunakan untuk pemberian materi atau penjelasan mengenai praktik langsung pada alat tangkap bagan perahu di Desa Mate’ne Kabupaten Barru.
  2. Sebaiknya diadakan asistensi data langsung pada tempat Praktik Lapang Barru sebelum kembali ke kampus untuk mengolah data, agar dapat dipastikan bahwa semua mahasiswa bekerja mencari dan mengumpulkan data sesuai harapan serta tidak terjadi kesalahan data.
DAFTAR PUSTAKA

(Online).diunduh pada.http://wikipedia.co.id/ikan pada tanggal 10 Oktober 2011
pukul 19.35 WITA.
(Online). diunduh pada.http://ahmad. wordpress.com/2009/03/. klasifikasi-ikan.diakses pada tanggal 11/10/2011.Pukul 19.45 wita
(Online). diunduh pada.http://nanankurnia. blogspot.com/2008/04/26/.ikan-dolo-dolo di akses pada tanggal 11/10/2011.Pukul 20.00 wita
(Online). diunduh pada.http://id.wikipedia.org.Ikan_kerapu diakses pada tanggal 11/10/2011. Pukul 20.25  wita
(Online). diunduh pada.http://aqaurium-yandi.blogspot.com/2008/12/ikan-kembung-siganus-spp.diakses pada tanggal 11/10/2011.Pukul 20.45 wita
(Online). diunduh pada.http://fadilah.blogspot.com/2010/04/.histologi-ikan-sotong diakses pada tanggal 12/10/2011 Pukul 21.20 wita



No comments:

Post a Comment

Mohon komentar dari pengunjung, agar kami dapat meningkatkan kualitas blog kami,
Terima kasih...