BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Banyaknya jenis ikan dengan segala
sifatnya yang hidup di perairan yang lingkungannya berbeda-beda, menimbulkan
cara penangkapan termasuk penggunaan alat penangkap yang berbeda-beda pula.
Adalah juga sifat dari ikan pelagis selalau berpindah-pindah tempat, baik
terbatas hanya pada suatu daerah maupun berupa jarak jauh seperti ikan tuna dan
cakalang yang melintasi
perairan beberapa negara tetangga Indonesia. Hal inilah yang biasa menyebabkan terjadinya banyaknya
ikan yang berbeda-beda pada tiap daerah pesisir di Indonesia.
Setiap usaha penangkapan ikan di
laut pada dasarnya adalah bagaimana mendapatkan daerah penangkapan, gerombolan
ikan, dan keadaan potensinya untuk kemudian dilakukan operasi penangkapannya.
Beberapa cara untuk mendapatkan kawasan ikan sebelum penangkapan dilakukan
menggunakan alat bantu penangkap yang biasa disebut rumpon dan sinar lampu. Kedudukan rumpon
dan sinar lampu untuk usaha penangkapan ikan di perairan Indonesia sangat
penting ditinjau dari segala aspek baik ekologi, biologi, maupun ekonomi.
Rumpon digunakan pada siang hari sedangkan lampu digunakan pada malam hari
untuk mengumpulkan ikan pada titik/tempat laut tertentu sebelum operasi
penangkapan dilakukan dengan alat penangkap ikan seperti jaring, huhate dsb.
Dilihat dari segi kemampuan usaha
nelayan, jangkauan daerah laut serta jenis alat penangkapan yang digunakan oleh
para nelayan Indonesia dapat dibedakan antara usaha nelayan kecil, menengah,
dan besar. Dalam melakukan usaha penangkap ikan dari tiga kelompok nelayan
tersebut digunakan sekitar 15 s/d 25 jenis alat penangkap yang dapat dibagi
dalam empat kelompok yaitu pukat,
jaring, jaring angkat dan pancing.
Salah satu kelompok penggunaan alat tangkap di
Kelurahan Mate’ne Kabupaten Barru adalah jaring
angkat yaitu
jaring yang diturunkan di laut dan diangkat secara vertikal ke atas pada saat
gerombolan ikan ada di atas jaring tersebut. Jaring angkat ditempatkan di
beberapa jenis bagan di laut atau dioperasikan dari perahu kecil maapun
langsung oleh para nekayan dekat pantai. Berdasarkan bentuk dan cara
pengoperasian ada beberapa macam jaring angkat maupun jaring dorong, misalnya
bagan tancap (stationary), bagan rakit, bagan perahu, kelong Betawi, serok,
jaring rajungan dan kepiting, Bondong dan banrong. Pecak dan Anco, jaring
dorong, sodo biasa, sodo perahu, sodo sangir, siru, siu, songko dan seser.
I.2 Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya Praktik Lapang Barru ini
adalah sebagai berikut:
1.
Setelah
melakukan Praktek Lapang Barru ini, mahasiswa diharapkan mampu mengidentifikasi
hasil tangkapan alat tangkap bagan perahu.
2.
Setelah
melakukan Praktek Lapang Barru ini, mahasiswa diharapkan mampu
mengklasifikasikan hasil tangkapan alat tangkap bagan perahu.
3.
Setelah
melakukan Praktek Lapang Barru ini, mahasiswa diharapkan mampu membedakan
ikan hasil tangkapan alat tangkap bagan
perahu.
BAB II
METODE PRAKTIK
II.1 Waktu dan Tempat
Waktu kunjungan dilaksanakan yaitu pada hari jumat sampai minggu
yakni dimulai dari tanggal 30 – 02 Oktober 2011 bertempat di Desa Mate’ne,
Kelurahan Bottoe, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, Kapal Bagan milik Juragan
Aswar. Dimana waktu pengambilan data yakni meninggalkan fishing base pukul
17.00 WITA dan kembali ke fishing base pukul 06.30 WITA.
II.2 Metode Pengambilan Data
Adapun metode pengambilan data
yang dilakukan dalam Praktik Lapang Barru ini adalah sebagai berikut:
II.2.1 Wawancara
Pengambilan data melalui
wawancara adalah proses pengumpulan data yang dilakukan mahasiswa dengan cara
menanyakan langsung kepada pelaku penangkapan ikan yaitu kapten kapal penangkap
ikan dengan alat tangkap bagan perahu dan juga kepada ABK yang berada diatas
kapal. Hal ini dilakukan setiap mahasiswa yang bertujuan untuk mlengkapi
data-data yang diperlukan dalam rangka pembuatan laporan lengkap setelah
selesai melakukan praktik ini.
II.2.2 Survei Langsung
Pengambilan data melalui survei langsung adalah
proses pengumpulan data yang dilakukan mahasiswa dengan cara terjun langsung di
lokasi kegiatan penangkapan ikan, yaitu dengan melihat langsung proses
penangkapan ikan tersesbut dan memperhatikan langsung apa yang dilakukan pada
saat pengoprasian alat tangkap, baik pada saat penangkapan maupun pada saat
penanganan hasil. Hal ini dilakukan setiap mahasiswa yang bertujuan untuk mlengkapi
data-data yang diperlukan dalam rangka pembuatan laporan lengkap setelah
selesai melakukan praktik ini.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
III.1 Hasil
III.1.1 Ikan Selar (Caranx melamphygus)
III.1.1.1 Gambar
Gambar 1. Ikan Selar (Caranx melamphygus)
III.1.1.2 Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Phylum : Chordata
Class : Pisces
Ordo : Percomorphi
Family : Scombridae
Genus : Caranx
Species : Caranx melamphygus
Ordo : Percomorphi
Family : Scombridae
Genus : Caranx
Species : Caranx melamphygus
III.1.1.3 Ciri-ciri
Badan memanjang dan memipih sedang,
jaringan adipose pada mata berkembang dengan baik, lekukan dalam pada tepi dari
girdle bahu, dan papilla besar persis di atasnya, warna punggung hijau
kebiruan, putih keperakan pada bagian bawah badan. Tubuh ikan-ikan dari
keluarga ini bentuknya ada yang sedikit gepeng, ada yang lonjong, dan ada juga
yang tinggi. Pangkal ekor kecil, bentuknya bulat panjang. Biasanya mempunyai
sisik-sisik kecil-tipis dari jenis sikloid, atau ada juga yang tidak bersisik.
Bentuk badannya bervariasi tetapi kebanyakan memiliki barisan sisik berduri sepanjang
batang ekor. Banyak juga mempunyai gigir tajam pada dahi dan memiliki dua sirip
punggung(yang pertama terbentuk oleh bebrapa duri pendek dan terpisah) (Wikipedia, 2008).
III.1.1.4 Habitat
Perairan
pantai seluruh Indonesia sampai kedalaman 80 cm, Teluk Benggala, Teluk Siam,
sepanjang Laut Cina Selatan, Philipina, perairan tropis Australia (Anonim,
2008).
III.1.1.5 Musim
Ikan
selar musim penangkapannya yaitu pada bulan desember dimana musim tersebut
terjadi pada saat angin musim barat (Nontji, 1993).
III.1.2 Ikan Selar Kuning (Selaroides leptolepis)
III.1.2.1 Gambar |
Gambar 2. Ikan
Selar Kuning (Selaroides
leptolepis)
III.1.2.2
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Phylum : Chordata
Class : Pisces
Ordo : Percomorphi
Family : carangidae
Genus : Selaroides
Species : Selaroides leptolepis
Ordo : Percomorphi
Family : carangidae
Genus : Selaroides
Species : Selaroides leptolepis
III.1.2.3
Ciri-ciri
Badan memanjang dan memipih sedang,
jaringan adipose pada mata berkembang dengan baik, lekukan dalam pada tepi dari
girdle bahu, dan papilla besar persis di atasnya, warna punggung hijau
kebiruan, putih keperakan pada bagian bawah badan. Tubuh ikan-ikan dari
keluarga ini bentuknya ada yang sedikit gepeng, ada yang lonjong, dan ada juga
yang tinggi. Pangkal ekor kecil, bentuknya bulat panjang. Biasanya mempunyai
sisik-sisik kecil-tipis dari jenis sikloid, atau ada juga yang tidak bersisik.
Bentuk badannya bervariasi tetapi kebanyakan memiliki barisan sisik berduri
sepanjang batang ekor. Banyak juga mempunyai gigir tajam pada dahi dan memiliki
dua sirip punggung(yang pertama terbentuk oleh bebrapa duri pendek dan
terpisah) (Saanin, 1968).
III.1.2.4
Habitat
Ikan
Selar kuning hidup diperairan karang, terumbu karang, membentuk gerombolan
kecil. Perairan pantai seluruh Indonesia sampai kedalaman 80 cm, Teluk
Benggala, Teluk Siam, sepanjang Laut Cina Selatan, Philipina, perairan tropis
Australia (Wikipedia, 2008).
III.1.2.5 Musim
Adapun
musim penangkapan pada Ikan selar (Selaroides leptolepis) adalah musim penangkapannya terjadi pada
bulan-bulan musim timur daengan daerah distribusi ikan Selar meliputi Sumatera
(Teluk Betung, Tarusan dan Sibolga), Palu, Nias, Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa,
Sulawesi (Makasar, Bulukumba dan Manado), Laut Banda, Gisser, Kei Island-Red
Sea, Zanzibar, Natal Coust, Madagaskar, Bourhan, South Arabia, India, Solomon
Island, San Wich Island (Anonim, 2008).
III.1.3 Sotong (Sepia officinalis)
III.1.3.1 Gambar
Gambar 3. Sotong
(Sepia officinalis)
III.1.3.2
Klasifikasi
Class : Chepalopoda
Ordo : Sepiida
Family : Sepiadariidae
Genus : Sepia
Species : Sepia officinalis
Ordo : Sepiida
Family : Sepiadariidae
Genus : Sepia
Species : Sepia officinalis
III.1.3.3
Ciri-ciri
Sotong
merupakan binatang
yang hidup di perairan, khususnya sungai maupun laut atau danau. Memiliki
banyak kesamaan dengan cumi-cumi namun yang membedakannya adalah sotong
bertubuh pipih, sementara cumi-cumi lebih berbentuk silinder. Selain itu,
cangkang dalam sotong tersusun dari kapur yang keras, sedangkan pada cumi-cumi
lunak (Wikipedia, 2008).
III.1.3.4 Habitat
Sotong
adalah binatang yang hidup di perairan, khususnya sungai maupun laut atau
danau. Hewan ini dapat ditemukan di hampir semua perairan yang berukuran besar
baik air tawar, air payau, maupun air asin pada kedalaman bervariasi, dari
dekat permukaan hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan. Hewan ini pula
meritik yang senang hidup bergerombol dan terkosentrasi pada perairan pantai
yang mempunyai ekosistem lamun dan karang (Wikipedia, 2011).
III.1.3.5 Musim
Musim
yang dianggap paling sesuai untuk mencandat sotong adalah sekitar akhir bulan
Maret hingga Juli kerana ketika itu angin kencang musim timur taut di Laut China Selatan mulai reda, maka musim sotong
mengawan dan bertelur. Menurut pengetahuan,
musim sotong disana bermula dari bulan Juli hingga Februari mengikut musim
angin timur yang sejuk yang bertiup dari Lautan Hindi (anonim, 2008).
III.1.4 Ikan Peperek Topang (Leiognathus
eculus)
III.1.4.1 Gambar
Gambar 4. Ikan
Peperek Topang (Leiognathus
eculus)
III.1.4.2 Klasifikasi
Kingdom
: Animalia
Phylum : Chordata
Phylum : Chordata
Class
:
Actionopterygii
Ordo : Percomorphes
Family : Leiognathidae
Genus : Leiognathus
Species : Leiognathus eculus
Ordo : Percomorphes
Family : Leiognathidae
Genus : Leiognathus
Species : Leiognathus eculus
III.1.4.3 Ciri-ciri
Adapun
cirri-ciri dari iakn bete-bete yaitu memiliki bentuk badan yang lebar dan
tipis , ikan bete-bete ditutupi oleh sisik yang berukuran kecil dan
mudah lepas , panjang umumnya 15-25 cm tapi maksimal dapat mencapai 35 cm
(Anonim, 2010).
III.1.4.4 Habitat
Hidup di
perairan dangkal hingga
kedalaman 40 m dekat permukaan hingga dasar. Ikan muda membentuk gerombolan. Makanan pokok : Polychaetes, Crustacea kecil dan ikan – ikan kecil. Ciri khas : warna coklat gelap pada
ujung dorsal fin keras kedua.
Tertangkap pada kedalaman 6 – 21 m sebanyak 9 kali (Wikipedia,
2010)
III.1.4.5 Musim
Musim penangkapn untuk ikan bête-betet (Leiognathus equulus) dan biasa di sebut
juga ikan pepetk adalah pada musim Daya laut dimanan Merupakan musim yang baik
untuk memancing atau bagi nelayan baik untuk melaut. Karena pada musim daya
laut yang terjadi sekitar Oktober-November, kondisi alam cukup bersahabat.(Anonim,
2010).
III.1.5 Ikan Kembung Lelaki (Rastrelliger kanagurta)
III.1.5.1 Gambar
Gambar 5. Ikan
Kembung Lelaki (Rastrelliger
kanagurta)
III.1.5.2
Klasifikasi
Kingdom
: Animalia
Phylum : Chordata
Phylum : Chordata
Class
: Pisces
Ordo : Percomorphi
Family : Scombridae
Genus : Rastrelliger
Species : Rastrelliger kanagurta
Ordo : Percomorphi
Family : Scombridae
Genus : Rastrelliger
Species : Rastrelliger kanagurta
III.1.5.3
Ciri-ciri
Ikan kembung merupakan ikan pelagis yang memakan plankton halus. Badan
tidak begitu langsing, tetapi pendek dan gepeng. Tubuh bagian atas berwarna
kehijauan dan putih perak pada bagian bawah, terdapat totol-totol hitam pada
bagian punggung, sirip punggung pertama kuning keabuan dengan pinggiran gelap.
Perut dan sirip dada berwarna kuning maya gelap dan sirip lainnya berwarna
kekuningan. Ikan kembung ini memiliki finlet berjumlah 5-7, ukuran tubuhnya
mencapai 15-30 cm (Anonim, 2008).
III.1.5.4
Habitat
Ikan kembung biasanya hidup lebih mendekati pantai dan membentuk gerombolan
besar. Daerah penyebarannya di perairan pantai Indonesia dengan konsentrasi
terbesar di Kalimantan, Sumatera Barat, Laut Jawa dan Selat Malaka (Anonymous,
1975).
III.1.5.5 Musim
Puncak
musim penangkapan ikan banyara ada dibulan Februari-April dimana komposisinya
mencapai 18% dari total tangkapan. Hilangnya ikan kembung yang merupakan
spesies coastal dari catatan tahun 2007 menunjukkan sudah tidak ada lagi kapal
pukat cincin mini asal Jawa Timur yang mendaratkan hasil tangkapannya di
Rembang. Dan juga pada bulan September (anonim, 2010).
III.1.6 Ikan
Biji Nangka (Upeneus
mullocensin)
III.1.6.1 Gambar
Gambar 6. Ikan Biji
Nangka (Upeneus mullocensin)
III.1.6.2
Klasifikasi
Kingdom
: Animalia
Phylum
:
Chordata
Class
: Osteichtyes
Ordo
: MalacoptergiI
Family
: Mugilidae
Genus : Upeneus
Spesies
: Upeneus mullocensin
III.1.6.3
Ciri-ciri
Ikan
ini sering disebut belanak merah. Ikan Biji nagka bertubuh panjang dan bersisik
besar, bermulut kecil. Matanya terletak di sisi atas kepala. Dibawah dagunya
terdapat dua sungut peraba panjang untuk mencari makanan didasar laut. Sungut
ini dapat dimasukkan kedalam alur tenggorakannya bila tidak digunakan. biji
nangka biasanya berwarna merah dan kuning, ada yang dapat berubah warna (Shaw,
1990)
III.1.6.4
Habitat
Adapun habitat ikan ini adalah Ikan yang hidup dilaut hangat. Ikan Biji Nangka
(Upeneus mullocensin) merupakan ikan yang tergolong sebagai ikan yang berasal
dari perairan laut (Shaw, 1990)
III.1.6.5 Musim
Pada umumnya musim penangkapan untuk ikan biji
nangka dilakukan sepanjang tahun, sedangkan daerah penangkapan untuk non fish
meliputi daerah Kepulauan Sula dan Taliabu ( Weber and Beaufort, 1921).
III.1.7 Ikan Alu alu (Spyraena jello)
III.1.7.1 Gambar
Gambar 7. Ikan
Alu alu (Spyraena
jello)
III.1.7.2
Klasifikasi
Kingdom :
Animalia
Phylum
:
Chordata
Class
: Pisces
Ordo
: Perciformes
Family : Sphyraenidae
Genus
: Sphyraena
Spesies
: Spyraena jello
III.1.7.3
Ciri-ciri
Bentuk
badan memanjang, ramping, pipih ramping. Warna umumnya keperak-perakan dengan
punggung yang agak, terdapat 18-23 ban-ban yang membentuk sudut melintang badan
melalui garis rusuk. kedua sirip punggungnya, gelap keabu-abuan. Biru kehitaman
sirip dubur ujungnya agak gelap. Tubuhnya diliputi sisik yang kecil. Sirip
punggung dua, terpisah jauh. Sirip punggung kedua tepat di atas sirip anal.
Sirip ekor berbentuk cagak. Sirip dada agak ke bawah. Bentuk dan posisi mulut besar meruncing, rahang
merupakan senjata dengan taring menyerupai gigi, rahang bawah lebih panjang
dari rahang atas, sirip punggung pertama berjari-jari keras 5, sirip punggung
kedua, berjari-jari mengeras 2 dan 8-9 jari-jari yang bercabang (Saanin, 1984).
Termasuk ikan buas, predator. Hidup mulai dari perairan pantai, daerah lepas
pantai (Jenis-jenis yang besar). Hidup menyendiri, bergerombol. Ikan
Alu-alu tersebar hampir di seluruh perairan di kawasan iklim sedang dan iklim
tropis. Di Indonesia hampir terdapat di seluruh perairan baik bagian barat,
tengah maupun bagian timur Indonesia. Kemudian di Teluk Siam, Laut Cina Selatan,
Teluk Benggala dan di sepanjang pantai Australia (Nontji, 1987).
III.1.7.4
Habitat
Ikan
ini dapat ditemukan di samudra tropis dan subtropis di seluruh dunia.
Indonesia termasuk salah satu tempat hidup dari ikan ini (Wikipedia, 2008).
III.1.7.5 Musim
Adapun musim penangkapan penangkapan ikan
dolo-dolo yaitu terjadi musim timur karena pada musim tersebut merupakan puncak
ikan pelagis kecil. Dan juga pada saat tiupan angin tidak begitu kencang dengan
ombak yang tenang (anonym, 2008).
III.1.8 Ikan
Pisang pisang (Caesio
chrysozon)
III.1.8.1 Gambar
Gambar 8. Ikan
Pisang pisang (Caesio
chrysozon)
III.1.8.2
Klasifikasi
Kingdom :
Animilia
Phylum
: Chordata
Class : Pisces
Ordo : Percomorphy
Family : Scombroidae
Genus
: Caesio
Spesies
: Caesio
chrysozon
III.1.8.3
Ciri-ciri
Badan
memanjang, langsing , gepeng, sisik kecil, etenoid. Dahi dan penutup insang
bersisik, mulut kecil, dapat disembulkan. Sirip punggung berjari-jari keras 10,
dan 1415 lemah. Sirip dubur berjari- jari keras 3, dan 11-12 lemah. Tapisan
insang 10-15, sisik-sisik pada garis rusuk 67-77, sisik diatas dan dibawah
gurat sisik tersusun horizontal. Pangkal sirip punggung dang dubur hamper
setengah tertutup sisik. Termasuk ikan buas dan invertebrata. Dapat mencapai
panjang 20 cm umumnya 15 cm. warna pada bagin atas ungu-kuat sedikit kebiruan,
ungu-keputihan bagian bawah. Satu garis berwarna kuning memanjang dibagian
badan melalui garis rusuk. Sirip-siripnya ungu kekuning-kuningan atau kadang
kemerah-merahan. Ujung kedua siripnya lebar dan ekor hitam. Perairan dangkal,
karang, seluruh Indonesia. Merupakan ikan pelangis, karang, penagkapannya
dengan muroami, simamalunggis, jaring kletok, kadang–kadang masuk bubu.
Dipasarkan dalam bentuk segar, asin, kering. Termasuk ikan berharga sedang
(Martono, 1992).
III.1.8.4
Habitat
Adapun habitat ikan ini hidup bergerombol di
daerah pantai berkarang, sedangkan penyebarannya perairan dangkal dan karang di
seluruh indonesia, Teluk Benggala, Teluk Siam, sepanjang pantai laut Cina
Selatan, bagian selat Ryukyu (Jepang) serta perairan tropis Australia (Anonim,
2008)
III.1.8.5 Musim
Ikan pisang pisang musim
penangkapannya terjadi pada saat terjadi perubahan dari musim timur ke musim
barat atau sebaliknya yaitu dari musim barat ke timur (Anonim, 2011).
III.1.9 Ikan
Kerapu (Epinephelus fuscoguttatus)
III.1.9.1 Gambar
Gambar 9. Ikan
Kerapu (Epinephelus fuscoguttatus)
III.1.9.2
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum
:
Chordata
Class
: Osteichtyes
Ordo
: Percomorphi
Family
:
Serranidae
Genus
: Epinephelus
Spesies
: Epinephelus fuscoguttatus
III.1.9.3
Ciri-ciri
Adapun ciri-ciri dari kan ini adalah
badan lebih tinggi,
berbintik coklat lebih rapat, sehingga berwarna lebih gelap, sirip dada
berwarna kemerahan dan pinggir sirip coklat kemerahan (Wikipedia,
2008).
III.1.9.4
Habitat
Adapun habitat dari ikan ini adalah hidup di dasar
perairan berbatu dengan kedalaman 60 meter dan daerah dangkal yang mengandung
koral. Hidup di
daerah dengan kedalaman 0.5-3 meter pada area padang lamun namun menginjak dewasa
akan berpindah ke tempat yang lebih dalam lagi, dan perpindahan ikan berlansung
pada pagi hari atau menjalan senja
(1993, cit. Anonim 2011).
III.1.9.5 Musim
Adapun musim penangkapan pada Ikan kerapu terdapat di perairan
Kepulauan Seribu sepanjang tahun. tidak mengenal musim apapun, bagi
nelayan jenis ikan kerapu ini banyak dijumpai meski volumenya tidak
sebesar dahulu. Musim penangkapan adalah bulan Agustus – Maret, dimana puncak
musim terjadi pada bulan April – Juli (Bolon dan Mulyadi, 1989).
III.2 Pembahasan
Penangkapan ikan adalah salah satu
mata pencarian masyarakat pesisir pantai desa Mate’ne Kabupaten Barru.
Penangkapan ikan dilakukan dengan berbagai cara dan berbagai alat tangkap yang
digunakan. Terdapat beberapa alat tangkap yang digunakan, namun alat tangkap
yang dominan pada daerah ini adalah bagan perahu. Alat tangkap bagan perahu
adalah salah satu alat tangkap yang tergolong ramah lingkungan karena pada
dasarnya alat tangkap ini ditur7unkan ke laut dan diangkat kembali ke permukaan
untuk diambil hasilnya tanpa mengena dasar laut yang berada dibawah kapal.
Tidak hanya itu, alat tangkap bagan perahu ini juga termasuk alat tangkap yang
relatif murah. Pada praktiknya, banyak hasil tangkapan yang di dapatkan seperti
Ikan Selar (Caranx melamphygus) Ikan Selar
Kuning (Selaroides
leptolepis) Sotong (Sepia officinalis) Ikan Peperek Topang (Leiognathus eculus) Ikan Kembung Lelaki (Rastrelliger
kanagurta) Ikan Biji Nangka (Upeneus mullocensin) Ikan Alu alu (Spyraena jello) Ikan Pisang pisang (Caesio chrysozon) Ikan Kerapu (Epinephelus
fuscoguttatus). Beberapa hasil tangkapan yang diatas adalah contoh ikan
yang tergolong ke dalam ikan pelagis kecil dan juga ikan demersal. Hal ini
menjelaskan bahwa, hasil tangkapan alat tangkap bagan perahu tidak hanya pada
jenis ikan pelagis kecil, melainkan juga jenis ikan demersal.
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Setelah Praktik Lapang Barru
dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa:
- Dari hasil praktik yang dilakukan, ternyata hasil yang diperoleh dari alat tangkap bagan perahu adalah mayoritas jenis ikan yang tergolong ke dalam ikan pelagis kecil seperti ikan selar, ikan selar kuning, ikan alu alu, dll.
- Dari hasil praktik yang dilakukan, didapatkan beberapa ikan yang tidak dikenali atau belum ada penamaannya pada nelayan setempat dan hal inilah yang menyulitkan mahasiswa dalam pengklasifikasian ikan yang diperoleh dari alat tangkap bagan perahu.
IV.2 Saran
Setelah Praktik
Lapang Barru dilaksanakan, dapat disarankan bahwa:
- Untuk lebih memberikan pemahaman yang mendalam kepada mahasiswa yang melakukan Praktik Lapang Barru ini, sebaiknya waktu kosong yang terlalu panjang digunakan untuk pemberian materi atau penjelasan mengenai praktik langsung pada alat tangkap bagan perahu di Desa Mate’ne Kabupaten Barru.
- Sebaiknya diadakan asistensi data langsung pada tempat Praktik Lapang Barru sebelum kembali ke kampus untuk mengolah data, agar dapat dipastikan bahwa semua mahasiswa bekerja mencari dan mengumpulkan data sesuai harapan serta tidak terjadi kesalahan data.
DAFTAR PUSTAKA
(Online).diunduh
pada.http://wikipedia.co.id/ikan pada tanggal 10 Oktober 2011
pukul 19.35
WITA.
(Online). diunduh
pada.http://ahmad. wordpress.com/2009/03/. klasifikasi-ikan.diakses
pada tanggal 11/10/2011.Pukul 19.45
wita
(Online). diunduh pada.http://nanankurnia. blogspot.com/2008/04/26/.ikan-dolo-dolo
di akses pada tanggal 11/10/2011.Pukul 20.00 wita
(Online). diunduh pada.http://id.wikipedia.org.Ikan_kerapu
diakses pada tanggal 11/10/2011. Pukul 20.25 wita
(Online). diunduh pada.http://aqaurium-yandi.blogspot.com/2008/12/ikan-kembung-siganus-spp.diakses
pada tanggal 11/10/2011.Pukul 20.45
wita
(Online). diunduh pada.http://fadilah.blogspot.com/2010/04/.histologi-ikan-sotong
diakses pada tanggal 12/10/2011 Pukul 21.20 wita
No comments:
Post a Comment
Mohon komentar dari pengunjung, agar kami dapat meningkatkan kualitas blog kami,
Terima kasih...